Minggu, 22 Maret 2015

Proses Pembentukan Awan Cumuonimbus


Pesawat Air Asia yang melewati awan cumulonimbus


PEMBENTUKAN AWAN

Awan (clouds) dalam atmosfer terbentuk karena titik taraf kondensasi telah tercapai yakni setelah sampai ke titik jenuh uap air. Munculnya gejala awan merupakan indikator dinamika cuaca yang disebabkan oleh tercapainya pengembunan atau kondensasi pada suhu tertentu. Untuk menjatuhkan uap air dari tempat yang relatif lebih tinggi di atmosfer diperlukan proses pendinginan dan kehadiran inti-inti kondensasi. Selanjutnya air yang sudah berkondensasi tersebut kemudian berbentuk bintik-bintik air yang tampak menjadi awan. 
Awan merupakan kumpulan bintik-bintik air yang melayang-melayang di udara setelah mengalami kondensasi (kejenuhan) dengan ukuran yang masih relatif kecil (sekitar 100 um). Awan juga merupakan petunjuk yang baik atau dari kondisi cuaca, misalnya jika terjadi awan dan hujan bagi orang penerbangan disebut cuaca buruk dan sebaliknya bila mana cerah disebut cuaca baik. Pada dasarnya ada tiga hal penting yang harus dipenuhi agar uap air yang ada diudara dapat berbentuk menjadi butir-butir air dan seterusnya menjadi hujan, yaitu (a) adanya uap air, (b) adanya inti-inti kondensasi dan (c) adanya proses pendinginan. Bila kondisi tersebut terpenuhi maka proses kondensasi terjadi dan dalam sistem atmosfer bumi akan terbentuk salah satu atau lebih dari hasil proses tersebut, yang menghasilkan embun, frost, kabut dan awan. 
Embun dan frost adalah salah satu bentuk hasil kondensasi yang sering terjadi pada pagi hari atau sepanjang malam pada keadaan udara tenang (kecepatan angin lemah) dan langit cerah (perawanan rendah). Kabut adalah salah satu bentuk hasil kondensasi diatmosfer. Sedangkan Awan hampr sama dengan embun, frost dan kabut, awan terbentuk melalui proses kondensasi. Perbedaanya adalah pada ketinggian terjadinya awan. Awan dapar berupa buti-butir air atau kristal es yang cukup ringan untuk melayang-layang di udara dan bergerak megikuti arus angin. 
Berdasarkan uraian diatas, maka awan memiliki peranan yang sangat penting : 
1. Selain berfungsi sebagai unsur cuaca/iklim. 
2. Sebagai pengendali cuaca karena bertindak sebagai sumber air bagi terjadinya hujan. 
3. Dalam neraca radiasi dan panas karena merupakan pemantul yang baik terhadap radiasi surya. 
4. Sebagai penyerap yang baik terhadap radiasi bumi. 

TIPE-TIPE AWAN


Awan dapat digolongkan berdasarkan bentuk, ketingian dari permukaan bumi, corak warna dan warna awan. Secara umum awan dikelompokkan atas empat kelompok (Pettersseen, 1941; Barry and Chorley, 1976; Strangeways, 2007), yaitu :

1.    Kelompok cirrus (Ci), Cirrosstratus dan Cirrocumulus. Menurut letaknya awan Cirrus adalah jenis awan tertinggi, kemudian Cirrocumulus dan Cirrostratus.
·      Awan cirrus adalah awan yang menyerupai bulu ayam yang halus dan tipis serta warnanya putih. Strukturnya tersusun seperti serat-serat halus dan nampak seperti benang sutera putih. Biasanya jenis awan ini nampak pada kondisi langit cerah (biru).
·      Awan cirrocumulus (Cc) berada pada ketinggian 7.500 – 9.000 m dpl. Himpunannya menyerupai gumpalan bulu domba berwarna putih dan himpunan tersebut dinamakan massa globuler.
·      Awan cirrostratus (Cs) berada pada ketinggian 6.000 – 7.500 m dpl. Himpunan Cs adalah lapisan awan yang putih dan tipis, namun jika berada di udara nampaknya seperti susu.
·      Awan cirrostratus biasanya menghasilkan sebuah halo (lingkaran) di sekitar matahari atau bulan, dan biasanya kalau halo muncul banyak orang mempercayainya sebagai tanda akan tibanya angin topan.


2.    Kelompok Altocumulus dan Altostratus. Awan jenis seperti ini tergolong awan menengah (middle clouds) yang tingginya 3.000 –6.000 m dpl.
·      Awan Altocumulus (Ac) tingginya antara 4.000 m dpl merupakan gumpulan awan yang menyerupai bulu domba merino yang tebal, namun warnanya seragam (uniform) berwarna kelabu hingga kelabu kebir-biruan.  
·      Awan Altostratus (As) tingginya antara 3.000 – 4.000 m dpl. Awan tipe ini menyerupai cadar yang rapat dan berwarna kelabu yang merupakan globuler horisontal. Dan sering membentuk bayangan.

3.    Kelompok Stracumulus, Nimbostratus, dan Stratus, merupakan kelompok awan rendah (low clouds), yang terbentuk di dekat permukaan bumi hingga ketinggian 3.000 m.
·  Stratocumulus (Sc), adalah awan bertumpuk (cumulus), berlapis (stratus) sehingga membentuk gumpalan.
· Nimbostratus (Ns) terletak antara ketinggian 1.200 – 1.500 m dpl. Merupakan awan dengan jenis globuler tebal dan luas arah horisontal.
· Awan Stratus (St), warnanya serba sama namun berlapis (stratus). Awan  jenis ini merupakan awan terendah dengan ketinggian antara 300–750 m dpl.

4.    Kelompok Cumulus dan Cumulonimbus, merupakan kumpulan tipe awan yang khas karena terbentuk oleh proses adiabatik massa udara yang naik tegak dalam troposfer.
· Cumulus (Cu), adalah tipe awan bertumpuk (cumulus) yang terletak pada ketinggian 450–900 m dpl. Merupakan awan yang terbentuk darimassa udara yang naik secara menegak (vertikal) kemudian mengembun menjadi awan .  
· Cumulonimbus (Cb) merupakan tipe awan raksasa yang berkembang secara vertikal. Kadangkala terus menjulang mencapai puncaknya yang menyerupai gunung disertai oleh bentuk landasan besi.

MENGENAL AWAN CUMULONIMBUS DAN PROSES TERBENTUKNYA

Awan Cumulonimbus


Cumulonimbus, berasal dari bahasa latin cumulus (Tumpukan) dan nimbus (awan badai, hujan badai) adalah awan dengan kepadatan tinggi dan menumpuk atau dapat menjulang sangat tinggi keatas. Cumulonimbus sering dikaitkan dengan badai dan ketidakstabilan komponen atmosfir. Karena awan ini dapat menjulang hingga setinggi 18 km dan didalamnya banyak terdapat materi seperti air, es, listrik bahkan badai maka akan sangat berbahaya bagi pesawat untuk melintas atau menembus awan ini.Secara singkat Cumulonimbus terbentuk melalui proses berikut :
1.    Awan didorong oleh angin: Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa awan kecil (awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya awan-awan ini.
2.    Penyatuan: Kemudian awan-awan kecil ini bergabung, menyatu dan membentuk awan yang lebih besar.
3.    Penumpukan: Ketika awan-awan kecil ini bersatu, dorongan ke atas pada bagian dalam awan yang semakin besar ini meningkat. Dorongan ke atas pada bagian tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada bagian pinggir.




Akibatnya tubuh awan ini tumbuh semakin besar secara vertikal, sehingga seolah-olah awan ini ditumpuk-tumpuk. Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan mencapai daerah yang lebih dingin pada lapisan atmosfer atas.

Saat atmosfir dipenuhi awan ini umumnya kegiatan penerbangan fital seperti peluncuran pesawat ulang-alik, satelit akan dihentikan atau ditunda.
Namun untuk penerbangan Komersial, sulit bagi maskapai untuk menghentikan atau menunda penerbangan. Selain itu Awan ini dapat terbentuk kapan saja terutama saat partikel-partikel diatmosfir tidak stabil.
Akibatnya Pilot harus menghindari awan ini (biasanya karena awan terlalu tinggi) pilot akan terbang melebar kesamping guna menghindari masuk kedalam awan ini.


 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar