Pesawat Air Asia yang melewati awan cumulonimbus |
PEMBENTUKAN AWAN
Awan (clouds) dalam atmosfer terbentuk karena titik taraf kondensasi telah tercapai yakni setelah sampai ke titik jenuh uap air. Munculnya gejala awan merupakan indikator dinamika cuaca yang disebabkan oleh tercapainya pengembunan atau kondensasi pada suhu tertentu. Untuk menjatuhkan uap air dari tempat yang relatif lebih tinggi di atmosfer diperlukan proses pendinginan dan kehadiran inti-inti kondensasi. Selanjutnya air yang sudah berkondensasi tersebut kemudian berbentuk bintik-bintik air yang tampak menjadi awan.
Awan
merupakan kumpulan bintik-bintik air yang melayang-melayang di udara setelah
mengalami kondensasi (kejenuhan) dengan ukuran yang masih relatif kecil
(sekitar 100 um). Awan juga merupakan petunjuk yang baik atau dari kondisi
cuaca, misalnya jika terjadi awan dan hujan bagi orang penerbangan disebut
cuaca buruk dan sebaliknya bila mana cerah disebut cuaca baik. Pada dasarnya
ada tiga hal penting yang harus dipenuhi agar uap air yang ada diudara dapat
berbentuk menjadi butir-butir air dan seterusnya menjadi hujan, yaitu (a)
adanya uap air, (b) adanya inti-inti kondensasi dan (c) adanya proses
pendinginan. Bila kondisi tersebut terpenuhi maka proses kondensasi terjadi dan
dalam sistem atmosfer bumi akan terbentuk salah satu atau lebih dari hasil
proses tersebut, yang menghasilkan embun, frost, kabut dan awan.
Embun dan
frost adalah salah satu bentuk hasil kondensasi yang sering terjadi pada pagi
hari atau sepanjang malam pada keadaan udara tenang (kecepatan angin lemah) dan
langit cerah (perawanan rendah). Kabut adalah salah satu bentuk hasil
kondensasi diatmosfer. Sedangkan Awan hampr sama dengan embun, frost dan kabut,
awan terbentuk melalui proses kondensasi. Perbedaanya adalah pada ketinggian
terjadinya awan. Awan dapar berupa buti-butir air atau kristal es yang cukup
ringan untuk melayang-layang di udara dan bergerak megikuti arus angin.
Berdasarkan
uraian diatas, maka awan memiliki peranan yang sangat penting :
1. Selain
berfungsi sebagai unsur cuaca/iklim.
2. Sebagai
pengendali cuaca karena bertindak sebagai sumber air bagi terjadinya
hujan.
3. Dalam
neraca radiasi dan panas karena merupakan pemantul yang baik terhadap radiasi
surya.
4. Sebagai
penyerap yang baik terhadap radiasi bumi.
TIPE-TIPE
AWAN
Awan dapat digolongkan berdasarkan bentuk, ketingian dari permukaan bumi, corak
warna dan warna awan. Secara umum awan dikelompokkan atas empat kelompok
(Pettersseen, 1941; Barry and Chorley, 1976; Strangeways, 2007), yaitu :
1. Kelompok cirrus (Ci), Cirrosstratus
dan Cirrocumulus. Menurut letaknya awan Cirrus adalah jenis awan tertinggi,
kemudian Cirrocumulus dan Cirrostratus.
·
Awan cirrus
adalah awan yang menyerupai bulu ayam yang halus dan tipis serta warnanya
putih. Strukturnya tersusun seperti serat-serat halus dan nampak seperti benang
sutera putih. Biasanya jenis awan ini nampak
pada kondisi langit cerah (biru).
· Awan cirrocumulus (Cc) berada pada
ketinggian 7.500 – 9.000 m dpl. Himpunannya menyerupai gumpalan bulu domba
berwarna putih dan himpunan tersebut dinamakan massa globuler.
· Awan cirrostratus (Cs) berada pada
ketinggian 6.000 – 7.500 m dpl. Himpunan Cs adalah lapisan awan yang putih dan
tipis, namun jika berada di udara nampaknya seperti susu.
· Awan cirrostratus biasanya
menghasilkan sebuah halo (lingkaran) di sekitar matahari atau bulan, dan
biasanya kalau halo muncul banyak orang mempercayainya sebagai tanda akan
tibanya angin topan.
2. Kelompok Altocumulus dan
Altostratus. Awan jenis seperti ini tergolong awan menengah (middle clouds) yang
tingginya 3.000 –6.000 m dpl.
·
Awan
Altocumulus (Ac) tingginya antara 4.000 m dpl merupakan gumpulan awan yang
menyerupai bulu domba merino yang tebal, namun warnanya seragam (uniform)
berwarna kelabu hingga kelabu kebir-biruan.
·
Awan
Altostratus (As) tingginya antara 3.000 – 4.000 m dpl. Awan tipe ini
menyerupai cadar yang rapat dan berwarna kelabu yang merupakan globuler horisontal.
Dan sering membentuk bayangan.
3. Kelompok Stracumulus, Nimbostratus, dan Stratus,
merupakan kelompok awan rendah (low clouds), yang terbentuk di dekat permukaan
bumi hingga ketinggian 3.000 m.
· Stratocumulus
(Sc), adalah awan bertumpuk (cumulus), berlapis (stratus) sehingga membentuk
gumpalan.
· Nimbostratus (Ns) terletak antara ketinggian 1.200 – 1.500
m dpl. Merupakan awan dengan jenis globuler tebal dan luas arah horisontal.
· Awan Stratus (St), warnanya serba sama namun berlapis
(stratus). Awan jenis ini merupakan awan terendah dengan ketinggian
antara 300–750 m dpl.
4. Kelompok Cumulus dan Cumulonimbus, merupakan kumpulan
tipe awan yang khas karena terbentuk oleh proses adiabatik massa udara yang
naik tegak dalam troposfer.
· Cumulus (Cu), adalah tipe awan bertumpuk (cumulus)
yang terletak pada ketinggian 450–900 m dpl. Merupakan awan yang terbentuk
darimassa udara yang naik secara menegak (vertikal) kemudian mengembun menjadi
awan .
· Cumulonimbus (Cb) merupakan tipe awan raksasa yang
berkembang secara vertikal. Kadangkala terus menjulang mencapai puncaknya yang
menyerupai gunung disertai oleh bentuk landasan besi.
MENGENAL AWAN CUMULONIMBUS DAN PROSES TERBENTUKNYA
Awan Cumulonimbus |
Cumulonimbus, berasal dari bahasa latin cumulus (Tumpukan) dan nimbus (awan badai,
hujan badai) adalah awan dengan kepadatan tinggi dan menumpuk atau dapat
menjulang sangat tinggi keatas. Cumulonimbus sering dikaitkan dengan
badai dan ketidakstabilan komponen atmosfir. Karena awan ini dapat menjulang
hingga setinggi 18 km dan didalamnya banyak terdapat materi seperti air, es,
listrik bahkan badai maka akan sangat berbahaya bagi pesawat untuk melintas atau menembus awan
ini.Secara
singkat Cumulonimbus terbentuk melalui proses berikut :
1.
Awan didorong oleh angin:
Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa awan kecil
(awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya awan-awan ini.
2.
Penyatuan: Kemudian awan-awan kecil
ini bergabung, menyatu dan membentuk awan yang lebih besar.
3.
Penumpukan: Ketika awan-awan kecil ini bersatu, dorongan ke
atas pada bagian dalam awan yang semakin besar ini meningkat. Dorongan ke atas
pada bagian tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada bagian pinggir.
Akibatnya
tubuh awan ini tumbuh semakin besar secara vertikal, sehingga seolah-olah awan
ini ditumpuk-tumpuk. Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan mencapai
daerah yang lebih dingin pada lapisan atmosfer atas.
Saat
atmosfir dipenuhi awan ini umumnya kegiatan penerbangan fital seperti
peluncuran pesawat ulang-alik, satelit akan dihentikan atau ditunda.
Namun untuk
penerbangan Komersial, sulit bagi maskapai untuk menghentikan atau menunda
penerbangan. Selain itu Awan ini dapat terbentuk kapan saja terutama saat
partikel-partikel diatmosfir tidak stabil.
Akibatnya
Pilot harus menghindari awan ini (biasanya karena awan terlalu tinggi) pilot
akan terbang melebar kesamping guna menghindari masuk kedalam awan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar